Pewarta : Tantra Nur Andi
Sintang, Kalbar – Anggota DPRD Sintang, Kusnadi meminta Pemkab Sintang dapat lebih fokus pada pembangunan SDM. “Sebab tanpa SDM yang baik maka Kabupaten Sintang sulit untuk maju,” katanya.
Dia menyarankan, Pemkab Sintang lebih gencar membangun kreativitas anak muda di Kabupaten Sintang. “Pengembangan potensi anak muda harus dilakukan agar tumbuh kreativitas dalam diri mereka,” katanya.
Ia ingin Pemkab Sintang lebih banyak memprogramkan pelatihan – pelatihan keterampilan kerja, pelatihan pengembangan bakat dan minat anak muda,” katanya.
Dengan menumbuhkan kreativitas, kata Kusnadi, diharapkan anak muda di Kabupaten Sintang mampu menciptakan lapangan usaha bagi dirinya sendiri dan oranglain. Sehingga para anak muda tidak terjebak pada tindakan tindakan kriminal akibat tidak adanya aktivitas.
“Semoga Pemkab Sintang mulai berpikir mengembangkan ekonomi kreatif bagi anak muda,” harapnya.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Kurniawan, dalam acara Seminar Nasional Character Building dengan tema “Winning Mentality For Industrial Revoluition 4.0”, di Aula Hotel My Home Sintang, beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu visi dan misi Pemkab Sintang yakni membentuk masyarakat Kabupaten Sintang yang cerdas. Dijelaskannya cerdas dalam pengertian memiliki karakter yang baik yakni siap menjadi pemenang di dalam semua sektor pembangunan.
Kata Kurniawan, saat ini ada tiga kelompok masyarakat yang starategis dalam kehidupan global. Pertama adalah anak muda, kedua adalah wanita dan yang ketiga adalah netizen. “Kalau kita mampu mempengerahui tiga kelompok ini, maka kita sudah mulai menyiapkan jaringan kekuasaan yang sangat aktuali,” ucap Kurniawan.
Menurut Kurniawan, saat ini anak muda memiliki tiga tantangan besar yakni pertama produktivitas, dimana anak-anak muda selalu dipandang sebelah mata karena tidak punya produktivitas dan tidak mampu menghasilkan nilai tambah. Bahkan anak muda juga mengurangi nilai tambah, sehingga ini menjadi tantangan besar anak muda. “Ke depan anak muda ini harus membuktikan dirinya mampu meningkatkan produktivitas dimanapun dia berada,” tutur Kurniawan.
Selanjutnya, yang menjadi tantangan anak muda adalah kemandirian. Anak muda selalu di cap tidak mandiri bahkan selalu minta difasilitasi. Sebagai contoh, hidupnya anak muda saat ini identik dari cafe ke cafe, hidupnya tidak produktif, dikatakan sebagai generasi menunduk yang hidupnya sehari-hari di habiskan untuk bermain game. “Sehingga itu menjadi sebuah tantangan besar anak muda untuk menunjukan dirinya bahwa anak muda bisa mandiri, dan tidak tergantung pada orangtua atau pada siapapun,” ujar Kurniawan.
Kemudian tantangan yang ketiga, kata Kurniawan, karena tidak produktif dan mandiri maka yang menjadi tantangan besar juga adalah kesejahteraan. Anak muda diliputi rasa takut tentang masa depannya. “Kita punya penganggur terdidik yang sangat besar, tiap tahun kita memproduksi penganggur terdidik, yaitu orang-orang yang tidak mampu bersaing di dunia kerja meskipun dengan status pendidikan yang tinggi,” terang Kurniawan.
Tiga tantangan tersebut bisa diubah generasi muda jika dia mampu merubah mindset dan culture set yang dimilikinya. Dimana membangun karakter adalah membangun diri pada generasi muda itu sendiri, seperti membangun watak, etos, sikap, komitmen dan membangun kemampuan diri untuk menjadi bagian penting dalam masyarakat itulah yang di sebut dengan character building.