Sintang – Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan naiknya angka kemiskinan di Kabupaten Sintang dari 10,12 persen menjadi 10,2 persen dari total penduduk menjadi salah satu faktor terjadinya stunting di wilayah itu.
Bupati Jarot mengatakan di Sintang, Rabu, perlu ada kerja sama dengan semua pihak untuk terus menekan angka stunting ini dengan program penanganan gizi. “Masyarakat juga perlu menyadari bahwa program gizi masyarakat melalui bidang kesehatan secara teoritis hanya berkontribusi sebanyak 30 persen dalam menurunkan angka stunting. Tentu ke depan programnya harus interpenal gizi secara spesifi,” kata Jarot.
Menurut Jarot, kerja sama antara Pemkab Sintang dengan semua pihak dapat membantu pemerintah mensukseskan aksi daerah pangan dan gizi dengan baik. Dia menegaskan, secara global, komitmen pertama ialah stunting mengingat faktor penyebab utamanya dari kemiskinan.
Dikatakan Jarot, angka stunting di Kalbar sebesar 44 persen dari total penduduknya. Data ini menggambarkan bagaimana semua pihak harus bisa menangani permasalahan gizi dan pangan kepada anak-anak, seperti memberikan asupan gizi yang baik pada 1.000 hari pertama kelahirannya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus mengatakan, Pemkab Sintang ingin terus membangun komitmen bersama untuk pembangunan pangan dan gizi di Kabupaten Sintang.
Kartiyus mengatakan, di setiap sosialisasi masalah stunting, pihaknya selalu menyampaikan prinsip-prinsip dasar RAD-PG, kebijakan nasional penanganan stunting di Kabupaten Sintang, kebijakan strategis pangan dan gizi.
Sementara pada 28 Maret 2018, Kabupaten Sintang dipercaya menjadi pembicara utama pada kegiatan Summit Stunting yang diselenggarakan Bappenas di Hotel Borobudur, Jakarta. Kegiatan itu akan dihadiri 137 kabupaten/kota dari seluruh Indonesia. Dirinya yang mewakili Pemerintah Kabupaten Sintang akan menyampaikan komitmen pemimpin dalam pencegahan stunting.
“Karena program apapun jika pemimpin tidak komit maka tidak ada sinergitas. Apalagi pencegahan stunting ini melibatkan banyak stakeholder dan juga masyarakat. Sehingga semuanya bekerjasama,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh mengatakan, pihaknya sudah mengkampanyekan stunting sejak tiga tahun yang lalu. Dikatakan Sinto, stunting ini, karena ada ketidaksesuaian antara tinggi badan dengan umur. Berdasarkan PSG Nasional, jumlah kasus stunting di Sintang ada 44,1 persen. Jadi dari 100 balita di Sintang, ada 44 yang stunting.