Sintang, Kalbar – Produksi padi di Kabupaten Sintang beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan. Penyebabnya, karena sebagian besar lahan pertanian telah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Petani sekarang lebih memilih beralih ke usaha perkebunan sawit mandiri daripada menanam padi. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Martin Nandung, Selasa (4/11).
Dia mengatakan karena potensi perkebunan sawit mandiri lebih menjanjikan, maka banyak petani yang mengubah lahannya dari pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit. Bahkan, perkebunan karet juga sudah banyak yang berubah menjadi perkebunan kepala sawit.
“Kami tidak menyalahkan petani dalam hal ini. Tapi, kami berharap lahan – lahan yang potensial untuk pertanian sawah tidak digunakan untuk perkebunan kelapa sawit mandiri,” harapnya.
Martin Nandung mengakui, produksi padi di Kabupaten Sintang terus menurun. Produksi padi Kabupaten Sintang memang tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh Pemprov Kalbar. Sementara, lahan pertanian yang dimiliki Kabupaten Sintang masih cukup luas. “Ini yang menjadi tantangan kami ke depan. Kami akan terus support petani agar mampu meningkatkan produksi pertaniannya. Selama ini, hanya beberapa desa saja yang petaninya mampu menanam padi dua kali dalam satu tahun,” katanya.
Sementara di daerah pesisir seperti Kabupaten Mempawah, Sambas, Singkawang, Kayong Utara dan Kubu Raya, petaninya mampu menggarap lahan untuk padi sawah sampai 3 kali dalam setahun. “Kalau ini juga bisa lakukan, maka produksi padi akan meningkat,” ujarnya.
Dikatakan Martin Nandung, pihaknya akan memetakan potensi lahan pertanian di 391 desa yang ada di Kabupaten Sintang. Dinas Pertanian bersama pemerintahan desa akan menentukan produk unggulan pertanian jenis apa yang akan dikembangkan oleh desa tersebut. Misalnya, dengan kesesuaian lahan yang ada, desa A mengembangkan pertanian cabai. Desa B mengembangkan pertanian padi sawah dan seterusnya. “Sehingga masing-masing desa memiliki produk unggulan di bidang pertanian,” katanya.
Pihaknya, akan membantu kelompok – kelompok tani yang selama ini dirasakan kurang tersentuh. Karena anggaran pemerintah daerah yang dialokasikan untuk bidang pertanian juga relatif kurang. “Penyuluh kami selain jumlahnya terbatas, juga banyak yang pensiun. Selain itu, dukungan anggaran untuk penyuluh memang kecil sehingga pembinaan pada petani kurang maksimal,” kata dia.
Untuk itu, mulai tahun ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, akan mensupport para penyuluh dan petani untuk mengembangkan produk pertanian unggulan desa. “Ini tidak gampang untuk 391 desa. Tentu perlu desa – desa yang percontohan, atau menjadi pilot project,” pungkasnya. (tantra nur andi/redaksi).