Distribusi Logistik Pilkada ke Ketungau Lewat Jalur Darat

Sintang, Kalbar – Ningsih, Ketua PPK Kecamatan Ketungau Tengah menjelaskan, proses pendataan pemilih di Kecamatan Ketungau Tengah sudah berjalan dengan lancar. “Soal data pemilih yang sudah meninggal tidak akan terjadi, karena sudah melalui tahap yang baik. Kecuali pemilih yang meninggal setelah bulan Oktober 2020 atau setelah penetapan DPT,” katanya. Data pemilih di Kecamatan Ketungau Tengah sangat baik dan valid karena kerjasama banyak elemen di Ketungau Tengah. “Kami sudah melakukan pemetaan masalah dengan baik. 1 TPS akan dijaga 2 hansip. 992 orang petugas TPS termasuk KPPS dan Hansip. Kami juga sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik dalam semua tahapan pilkada. Kami juga akan segera mengikuti rapit tes tahap kedua untuk anggota KPPS dan Hansip. Jadi kami akan menerapkan protokol kesehatan saat di TPS,” paparnya. Ada 12 kebiasaan baru saat berada di TPS yang menyangkut protokol kesehatan. Pelaksanaan pilkada untuk wilayah Ketungau Tengah sudah sangat siap. Distribusi logistik dari Sintang ke Nanga Merakai Ketungau Tengah akan menggunakan jalan darat, mudah-mudahan tidak terjadi banjir. Bilik suara berbahan kardus. Kekurangan kertas suara merupakan tanggung jawab KPU. Hanya warga yang memegang KTP Kabupaten Sintang boleh menggunakan hak suaranya. “Kami selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Ketungau Tengah, Polsek, Koramil dan Panwascam. Mudah mudahan tidak ada masalah dalam pilkada di Ketungau Tengah,” terang Ningsih. 

Andi, Komisioner Panwascam Ketungau Tengah menjelaskan, hanya 15 TPS di Kecamatan Ketungau Tengah yang terkoneksi dengan jaringan internet. “Sisanya tidak terkoneksi dengan jaringan internet. Padahal kami akan langsung melaporkan hasil pemungutan suara melalui aplikasi yang ada. Kami juga sudah melantik 29 panwas tingkat desa dan sudah kami bekali dengan peralatan pelindung diri seperti masker dan faceshield. Kami juga sudah menyiapkan pengawas di semua TPS dengan jumlah 90 orang dan sudah menggunakan handphone android untuk mendokumentasikan aktivitas di TPS,” kata Andi.
Pada pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Kecamatan Ketungau Tengah tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Ketungau Tengah Petrianus melaporkan kesiapan Kecamatan Ketungau Tengah dalam menghadapi pilkada 9 Desember 2020. “Di Kecamatan Ketungau Tengah ini ada  29 desa dengan luas 2.180 KM persegi dan jumlah penduduk 31.634 jiwa,” kata dia. Jumlah pemilih 20.712 pemilih. Jumlahnya TPS 90 dengan jumlah petugas KPPS 810 orang. Di Kecamatan Ketungau Tengah ada berbatasan dengan Malaysia, Kabupaten Sekadau dan Kapuas Hulu. “Posisi kami sangat strategis karena memang berbatasan langsung dengan Malaysia,” katanya. Masalah batas wilayah antar Kabupaten masih ada masalah di Desa Mungguk Lawang belum selesai. Desa Begelang Jaya juga ada masalah batas dengan Kabupaten Sekadau. “Kami berharap masalah batas dengan Sekadau dan Kapuas Hulu ini bisa diselesaikan,” katanya. Penanganan Covid-19, pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa elemen seperti Puskesmas, Polsek dan Koramil. Pada 7 September 2020 yang lalu, Malaysia sudah menutup akses keluar masuk warga ke Malaysia. “Sehingga beban kami sedikit berkurang, karena selama ini masalah TKI dari Malaysia sering terjadi,” ungkapnya. Aparat pengamanan perbatasan juga sangat baik dalam menjaga dan memberikan informasi orang yang baru masuk ke wilayah Ketungau dari Malaysia” terang Petrianus.
. Budi Harto, Kepala Kesbangpol Kabupaten Sintang mengajak seluruh masyarakat Ketungau untuk menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember 2020 nanti. “Saya khawatir karena pilkada dilakukan saat pandemi covid-19, orang akan tidak mau datang ke TPS. Yakinkan warga bahwa pelaksanaan pencoblosan sudah menerapkan protokol kesehatan. KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih mencapai 75 persen dari total DPT. Tapi kalau bisa, tingkat partisipasi pemilih pada pilkada Sintang bisa di atas 75 persen,” terang Budi Harto.

Bernard Saragih, Kepala BPBD Kabupaten Sintang menjelaskan, BPBD sudah menerima koordinasi dari KPU Kabupaten Sintang yang akan melaksanakan simulasi pencoblosan. “Kemungkinan teknis pencoblosan akan dilaksanakan secara shift. Misalnya nomor urut 1 sampai 50 wajib datang ke TPS jam pada jam tertentu dan seterusnya. Untuk menghindari kerumunan saat pencoblosan,” terang Bernard Saragih.