Oleh : Tantra Nur Andi
Sintang, Kalbar – Adrianus Asia Sidot, Anggota Komisi X DPR RI menginginkan Kabupaten Sintang terus mengembangkan ekonomi kreatif. “Di era 4.0 ini sumber daya manusia menjadi sangat penting. Tugas negara itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami di komisi X sangat konsen dengan masalah ini. Para menteri mitra komisi X diangkat dari kalangan profesional dan milenial. Dunia pendidikan mulai dikelola secara baik dengan adanya terobosan dan inovasi,” terang Adrianus Asia Sidot.
Indonesia tahun 2025 nanti akan ada 181 juta atau 68 persen tenaga produktif. Di saat yang sama dunia kerja akan banyak yang digantikan oleh tenaga robot. Mampukah dunia pendidikan menghadapi tantangan ini. “Kami akan segera melakukan perubahan pada Undang-undang Sisdiknas karena sudah tidak mampu mengakomodir perkembangan teknologi informasi. Kedatangan saya ke Sintang untuk menghimpun masukan dan aspirasi masyarakat Kabupaten Sintang,” kata Adrianus Asia Sidot.
Ia mendukung kalau potensi Bukit Kelam terus menerus dipublikasikan supaya lebih dikenal orang banyak. Ia menyatakan siap terus menerus berkomunikasi dengan jajaran Pemkab Sintang. Saya minta bahan tentang Bukit Kelam supaya saat rapat dengan Kementerian Pariwisata bisa saya sampaikan. Peningkatan kualitas dan promosi ekonomi kreatif Kabupaten Sintang juga harus terus dilakukan. Kualitas semakin baik dan produknya semakin dikenal masyarakat. “Buat slogan khusus tentang Bukit Kelam. Slogan yang mudah dipromosikan sehingga bisa mendunia. Siap merespon dan akan menyampaikan hal kepada pemerintah pusat,” beber Adrianus Asia Sidot
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, masyarakat Sintang mulai mengurangi ketergantungan pada ekonomi konvensional tapi beralih pada ekonomi kreatif. Tenun ikat terus diperkuat. Pariwisata pelan-pelan maju dan berkembang. Bukit Kelam menjadi branding Kabupaten Sintang. “Kita juga ingin festival kelam masuk ke 100 kalender pariwisata Indonesia. Kunjungan wisatawan terus meningkat ke Sintang. Tetapi sayangnya belum mampu meningkatkan kontribusi sektor UMKM dan pendapatan asli daerah. Mungkin wisatawan datang tetapi mereka belum meninggalkan uang yang banyak di Sintang. PAD di sektor pariwisata tidak meningkat. Wisata yang banyak belum kita manfaatkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat,” jelas Bupati Sintang.
Bukit Kelam adalah The Most Accesible Heart of Borneo. Taglinenya adalah minum kopi di Jakarta, makan siang di Pontianak dan makan durian di Bukit Kelam karena akses transportasi yang sudah lancer. “Wisatawan yang bosan dengan wisata laut, kita tarik ke Sintang dengan wisata alamnya. Seperti bukit kelam dan tenun ikat dan yang lainnya. Di Sintang ada 48 investor kebun sawit. Maka kita perlu di SMK jurusan perkebunan dan di universitas harus ada jurusan perkebunan juga,” tambah Bupati Sintang.
Air terjun Nokan Nayan adalah hidden paradise. Namun hingga kini akses jalan ke sana belum ada sama sekali. “Kami mohon kepada Bapak Adrianus Asia Sidot untuk bisa membantu membangun pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif dan olahraga di Kabupaten Sintang supaya terus maju,” harap Bupati Sintang.