Orangutan Butuh Sekolah

Sintang, Kalbar – Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno mengatakan, dengan kondisi lingkungan yang semakin menurun dan memprihatinkan, habitat orangutan semakin terancam. “Untuk itu, lingkungan perlu dilestarikan. Karena orangutan habitatnya berada di kawasan lingkungan hutan,” katanya, Senin.

Wiratno hadir di Kota Sintang untuk membuka kegiatan Lokakarya dengan tema “The Future of Unreleasable Orangutans”.

Kegiatan ini digelar sebagai upaya penyelamatan orangutan di Kalimantan Barat. Penyelenggara kegiatan ini yakni, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum serta Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang.

Dikatakan Wiratno, saat ini harus ada sekolah untuk orangutan. “Saya mengapresiasi Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang yang sudah melepaskan 3 individu orangutan, dan akan dilakukan pelepasliaran ke hutan”, kata Dirjen.

Menurut Dirjen, kegiatan Lokakarya ini merupakan wadah bagi pakar orangutan

untuk beradu gagasan, bagaimana membangun rumah yang layak bagi unreleaseable  orangutan.

“Memberikan alternatif-alternatif solusi dalam memberikan kehidupan yang layak bagi

unreleasable orangutan, untuk dapat menikmati kebebasannya tanpa terganggu,” katanya.

Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan, Kabupaten Sintang memiliki luas 21.000km persegi, dengan 59% kawasan tutupan hutan. “Jadi kurang lebih 2,1 juta hektar di Kabupaten Sintang merupakan kawasan hutan, dan sisa 41% nya itu merupakan non kawasan hutan,” kata Jarot.

Dikatakan Jarot, Kabupaten Sintang masuk dalam salah satu Kabupaten Bestari, yang bertekad menyumbangkan antara pembangunan ekonomi dan menjaga kelestarian

Lingkungan. “Tentunya kita bertekad, sebagai kabupaten bestari yang senang   menjaga hutan, menjaga kelestarian lingkungan dan pengakuan terhadap adat istiadat serta budaya,” katanya.

Menurut Jarot, merawat hutan dan lingkungan tidak bisa sendiri. Apalagi korelasi

antara hutan dan orangutan sangatlah kuat. “Jadi harus ada beberapa pihak yang ikut andil dalam kegiatan seperti ini, seperti masyarakat sipil. Karena kedua korelasi antara hutan dan orangutan itu sangat kuat, tentu kita harus bersama-sama menjaga hutan,” tuturnya.

Jarot memberikan apresiasi terhadap penyelamatan orangutan dan pelestarian lingkungan hutan. “Pemerintah Daerah sendiri tentunya sangat mendukung kegiatan ini, karena untuk dapat menuju Sintang yang semakin lestari.

Ketua Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang, Hasudungan Pakpahan menjelaskan,  penyelamatan orangutan sudah dilakukan pihaknya sejak tahun 2010. Kemudian menjadi Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang pada tahun 2015. “Secara bertahap kami memperbaiki kualitas SDM dan sarana pendukung untuk berkaitan penyelamatan orangutan,” katanya.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Karihun dan Danau Sentarum, Arief Mahmud mengatakan, bahwa di Kalimantan Barat ini merupakan kawasan hutan

yang merupakan habitat asli orangutan.

“Orangutan di Kalimantan Barat merupakan daerah kawasan habitat yang sangat   komplit. Kalbar juga disebut heaven of orangutan, jadi ada beberapa tempat menjadi habitat orangutan. Kami tentunya mendukung upaya pelestarian orangutan,” katanya.