Pemprov Harus Mensupport, Jangan Cuma Marah

Sintang, Kalbar – Bupati Sintang Jarot Winarno menegaskan bahwa keberadaan posko di Desa Sepulut sangat penting. Tentunya, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan selama operasional posko. “Kalau ada apa-apa, kurang makannya, kita siapin. Kurang sarana prasarana kita siapkan. Selain itu pemeriksaanya (tes antigen) gratis. Kita siapkan 2.500 untuk rapid antigen, berapa lama bertahan, ya kan,” kata Jarot saat meninjau Posko Desa Sepulut Sabtu malam.

“Kita juga minta support dari provinsi, ya kan. Provinsi jangan cuma marah aja. Mensupport juga. Tidak seperti ini. Rapid antigennya disiapkan, dibantu. Kalau perlu tenaganya. Kalau perlu insentif tenaga kesehatanya. Kira-kira begitulah. Jadi betapa pentingnya posko ini,” kata Jarot. Untuk menangani corona, kata Jarot, pihak pemerintah meski melakukan beberapa hal. Pertama 3 T (tes, treatmen dan tracing). “Untuk tes, kita lalukukan sebanyak-banyaknya. Hampir 20 ribu kita tes. Treatmen, buat yang positif segera masuk ruang isolasi semua. Kemudian tracing, untuk mengetahui kasus sudah menjangkit kemana saja. Nah, 3 T ini sudah kita lakukan dengan sangat baik,” kata Jarot.

Kedua, melakukan surveilans atau penyelidikan epidemologi. Ini juga sudah kita lakukan dengan baik. Satu-satunya kelemahan kita adalah menjaga dari imported cases. Atau menjaga dari kasus-kasus corona impor.
“Kalau di perbatasan Malaysia-Indonesia, karena di perbatasan Malaysia sangat ketat sehingga sedikitlah frekuensi orang keluar masuk dari jalan tikus. Tapi kalau di jalan raya selama ini kan ndak pernah kita jaga. Inilah yang paling banyak. Terbukti 3 hari ini kita melakukan penjagaan di Pos Sepulut masih menemukan 6 kasus,” bebernya.

“6 kasus inikan impor dari Pontianak, Sekadau, dari luar kota lah masuk Sintang. 6 orang ini tidak menyadari dirinya sakit. Sehingga dia kumpul dengan keluarga seperti biasa, ngopi seperti biasa, hidup sosial seperti biasa, akibatnya dia bisa jangkit kemana-mana,” katanya. Jarot menjelaskan, bulan April ada 110 kasus dari klaster perjalanan yang datang dari Pontianak positif corona, itu telah menularkan ke 126 orang. Sehingga total kasus 236.
“Nah kasus seperti ini yang harus kita jaga. Selama penyekatan ada 6 kasus positif. Besok kita belum tahu. Ini akan terus bertambah. Sehingga sepertinya usaha seperti ini (penyekatan kendaraan masuk Sintang) harus kita permanenkan sampai kasus corona reda,” tegasnya.

Karena, sambung Jarot, kalau menurut teori selama kasus di Pontianak belum selesai. Sintang tidak akan selesai. Selama di Jakarta belum selesai. Pontianak juga belum selesai. Karena konektivitas atau keterhubungan antara Sintang Pontianak dengan Jakarta yang terlalu erat. Kemudian, setelah semua ini kita lakukan barulah kita meminta kebersamaan dari masyarakat untuk melakukan 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas).