Sawit Jadi Sektor Unggulan

Sintang, Kalbar –  Wakil Bupati Sintang, Askiman mengatakan perkebunan sawit menjadi salah satu sector unggulan Kabupaten Sintang. Karenanya, konsep kelapa sawit berkelanjutan, menjadi sangat relevan untuk diterapkan. “Apalagi adanya tiga prioritas kebijakan pemerintah dalam tata kelola perkebunan sawit, wajib di dukung daerah,” kata dia.
Askiman menyebutkan, tiga prioritas kebijakan pemerintah dalam tata kelola perkebunan sawit ini, yakni program sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO), peremajaan lahan dan penyelesaian konflik lahan.
“Pengelolaan kebun kelapa sawit berkelanjutan ini, prinsipnya mengacu pada pemahaman tentang pengelolaan industri sawit ramah lingkungan,” kata Askiman.
Dikatakan dia, proses pengelolaan tersebut juga mengukur nilai manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
“Kita pun berharap sektor ini dapat menjadi penopang menguatnya daya saing daerah, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Irwan Gunawan, Direktur Kalimantan WWF-Indonesia menyampaikan, Provinsi Kalimantan Barat memegang peranan penting sebagai produsen minyak sawit terbesar di Pulau Kalimantan. Secara statistik, perkebunan kelapa sawit di Kalbar mencakup areal kurang lebih seluar 1.455.182 hektar. Sebagian besar dioperasikan oleh petani kelapa sawit dan petani kecil yang memiliki sekitar 25 persen dari total luas lahan tertanam.
“Kita dan HSBC pada 30 Juni 2014 telah menandatangani kesepakatan memperkuat platform petani kecil, menuju praktik kelapa sawit lestari termasuk untuk yang petani di Sintang,” kata Irwan.
Menurut dia, program ini sudah berjalan dan sedang diseminasi proses pencapaian program tersebut kepada para pihak di Sintang.
Irwan menegaskan, bahwa HSBC dan WWF terus berkomitmen untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di Sintang. Bentuk komitmen tersebut ialah melanjutkan kerja sama dalam mendukung petani swadaya yang tergabung dalam Koperasi Produksi Rimba Harapan, untuk tiga tahun ke depan.
“Tujuan utama intervensi tiga tahunan ini adalah memberdayakan petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO,” kata Irwan.
Selain itu, program ini menyasar penguatan ketahanan ekonomi bagi anggota koperasi, dengan mengidentifikasi dan membangun rencana bisnis untuk pendapatan alternatif yang berkelanjutan.
Dikatakan dia, yang tak kalah pentingnya dari program ini ialah mempertahankan dan meningkatkan dukungan dari pemerintah daerah. Selain itu, meningkatkan pembelajaran dengan mendokumentasikan proses secara komprehensif, akan disebarluaskan untuk digunakan sebagai alat promosi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.