Sintang, Kalbar – Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sintang masih rendah, yakni baru 38 kg perorang pertahun. Angka ini di bawah standar nasional yang 55 kg perkapita perorang pertahun. Demikian disampaikan Bupati Sintang, Jarot Winarno saat menghadiri Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) oleh Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama mitra kerja Komisi IV DPR RI, di Langkau Kita, Kantor Camat Sepauk, Sabtu (13/6).
Dikatakan dia, jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia ini, Kabupaten Sintang masih di bawah Maluku dan Papua, yang rata-rata mengkonsumi ikan 44 kg perorang pertahunnya.
“Dulu awalnya di Sintang, satu orang itu makan ikan cuma 28 kilo pertahun. Sedih, di Maluku dan Papua sudah 44 kilogram perorang pertahun. Rata-rata nasional itu, sudah 55 kilogram perorang perkapita pertahun. Kita dulu 28 kg, tapi Sekarang naik sedikitlah menjadi 38 kilogram ikan perorang pertahun. Jangan kalah, malu kita. Apalagi kita punya peradaban tepi sungai,” beber Jarot.
Sementara Direktur Usaha Dan Investasi Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Catur Sarwanto mengatakan, tujuan dari kegiatan safari gemarikan ini untuk memasyarakatkan gemar makan ikan. Menurutnya, berdasarkan kondisi survey riset nasional kesehatan dasar masyarakat Indonesia, masih banyak ditemukan stunting, kurus dan gizi buruk.
“Ikan memiliki kandungan gizi yang seimbang dan diperlukan bagi kehidupan mulai dari kehidupan awal 1000 hari sampai dengan lansia,” katanya.
Dikatakan dia, dalam upaya peningkatan pemerataan konsumsi ikan di setiap daerah, perlu adanya sinergitas antara pusat dan daerah, melalui organisasi yang sudah dibentuk yang diketuai ketua PKK daerah masing-masing kabupaten/kota atau provinsi.
Pewarta : Tantra Nur Andi