Kayong Utara, Kalbar – Memperingati Hari Jadi Kabupaten Kayong Utara, sebuah acara tahlilan dan syukuran digelar di kediaman Abdul Samad, Ketua Umum Panitia Pemekaran Kabupaten Kayong Utara. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Abdul Rahman, Ketua 3 Panitia Pemekaran KKU dari Kecamatan Pulau Maya, Penjabat Bupati Kayong Utara Alfian, Sekretaris Daerah Kabupaten Kayong Utara Romi Wijaya, Wakil Ketua DPRD Kayong Utara, serta Ketua Pemekaran Abdul Samad beserta Anggota Panitia Pemekaran.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rahman menyampaikan pesan penting kepada para hadirin, khususnya kepada para anggota panitia pemekaran. Ia mengingatkan tentang diskusi yang dilakukan dengan Ketua DPRD terkait wacana perubahan nama Kabupaten Kayong Utara.
“Perlu disampaikan bahwa kemarin dari Ketua DPRD ada bincang-bincang bersama kami, terutama anggota DPRD yang berasal dari panitia pemekaran. Ada wacana mengubah nama Kabupaten Kayong Utara menjadi nama lain,” ujar Abdul Rahman. Ia menambahkan bahwa sebelum usulan ini menjadi inisiatif resmi DPRD, penting bagi panitia pemekaran untuk memberikan masukan dan komentar.
Sejarah penentuan nama Kayong Utara diungkap kembali oleh Abdul Rahman, yang menjelaskan bahwa pada awalnya ada beberapa nama yang diusulkan, termasuk Muara Palong, Matan Raya, dan Kayong Utara. Nama Kayong Utara dipilih karena ada wacana pembentukan Provinsi Kayong dan posisi geografisnya yang berada di utara.
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai usulan dan wacana baru terkait nama kabupaten. “Sehingga pada waktu ada juga Bapak Usman Sapta menyampaikan bahwa maksud Kayong Utara ini apa sebenarnya? Sehingga mereka berharap ada nama lain untuk menggantikan nama itu,” kata Abdul Rahman.
Abdul Rahman juga menegaskan bahwa bola kini ada di tangan DPRD dan pemerintah untuk memutuskan apakah perubahan nama ini akan dilanjutkan. Ia berharap panitia pemekaran dapat memberikan masukan yang konstruktif demi terciptanya pemahaman yang jelas tentang nama kabupaten yang memiliki makna yang jelas.
Acara tahlilan dan syukuran ini tidak hanya menjadi momen refleksi sejarah, tetapi juga momentum untuk mendiskusikan masa depan Kabupaten Kayong Utara. Dengan semangat kebersamaan, diharapkan keputusan yang diambil nanti dapat membawa keberkahan dan kemajuan bagi seluruh masyarakat Kayong Utara.