Bupati Sanggau : Perhatikan Masyarakat Adat

Sanggau, Kalbar – Masyarakat adat yang menjaga fungsi hutan dinilai kurang mendapat perhatian. Sehingga faktor ekonomi adalah salah satu alasan berubahnya fungsi hutan selama proses pembangunan.
“PR kita bersama bagaimana memperkuat ekonomi masyarakat adat yang menjaga hutan tersebut. Karena di Sanggau jumlah orang miskin terbanyak adalah mereka yang tinggal di kawasan hutan. Karena tidak ada perhatian dan pembangunan yang dapat mendorong ekonomi mereka,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Sanggau, Paolus Hadi saat sebagai Keynote Speaker pada Webinar yang diselenggarakan Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP) KWI secara virtual. Kegiatan itu mengangkat tema: Restorasi Bumi Rumah Bersama Dan Paru-Paru Dunia (Refleksi Ecotheology Feminis Kristiani), dilaksanakan pada Sabtu (27/11).

Selanjutnya Bupati Sanggau, Paolus Hadi menyampaikan bahwa pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dengan ekologi.
“Satu catatan penting saya adalah pembangunan yang tetap menjaga keseimbangan ekologi. Sehingga ada beberapa kebijakan yang saya moratoriumkan, salah satunya adalah perizinan perusahaan kelapa sawit,” tutur Paolus Hadi.

Kemudian Paolus Hadi menjelaskan contoh yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam mempertahankan fungsi hutan, yaitu menjadikannya hutan adat mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat dan kementerian.
“Di Sanggau sendiri kami mencoba bagaimana hutan yang dimiliki secara adat dikelola sedemikian mungkin untuk tetap dipertahankan fungsinya. Saat ini Sanggau baru memperoleh pengakuan hutan adat sekitar 2000 Ha lebih dari pemerintah pusat dan kementerian,” ujarnya.

Paolus Hadi juga mengharapkan keterlibatan kaum perempuan dalam menyuarakan fungsi hutan ini. Karena menurutnya kaum perempuan adalah yang paling terdampak saat berubahnya fungsi hutan tersebut.
“Peran serta kaum perempuan sangat dibutuhkan karena perempuanlah yang merasakan dampak langsung terhadap perubahan fungsi hutan,” kata PH.
Ia menyesalkan masyarakat yang kurang kesadaran dalam membuang sampah. Dia menceritakan sisa banjir yang terjadi di

Sanggau adalah banyaknya sampah-sampah yang berserakan di lokasi bekas banjir.
“Perilaku masyarakat kota yang kebiasaan suka membuang sampah sembarangan. Sisa banjir kemarin yang saya lihat di Sanggau adalah sampah,” katanya.

Menurutnya, perlu adanya suatu rasa kepedulian dan kesadaran kita bersama. Karena pemerintah selalu mengimbau agar tidak membuang sampah sembarangan. Tapi jika masyarakat tidak mendukung, ini maka semuanya sia-sia.