DPRD Dukung Proses Belajar Tatap Muka

Sintang, Kalbar – Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sintang , Senen Maryono mengatakan, , pihaknya sudah menerima aspirasi dari berbagai komponen masyarakat Kabupaten Sintang yang menginginkan dilaksanakannya belajar tatap muka di tahun ajaran baru 2021/2022.

Demikian disampaikannya saat menghadiri rapat persiapan pelaksanaan belajar tatap muka untuk satuan pendidikan PAUD hingga SMP Se-Kabupaten Sintang, di Balai Praja Kantor Bupati Sintang, Rabu (16/6).

“Banyak masyarakat yang berharap belajar tatap muka dilaksanakan. Ini bukan basa basi. Karena memang masyarakat sudah jenuh dan anak-anak banyak yang berkeliaran kalau malam hari,” kata dia.

Boleh di cek di sekitar Gedung Pancasila, kata dia, anak anak nongkrong sampai larut malam. Bahkan kebut kebutan. Bukan hanya anak SMA tapi juga anak SMP. Artinya apa, ternyata dengan tidak sekolah bukan berarti anak berada di rumah saja. “Kalaupun mereka di rumah, ternyata mereka lebih banyak main games, bukannya belajar. Membuat mereka mudah marah karena sering kalah main games. Itu keluhan orang tua yang kami terima,” kata Senen Maryono.

Ia mengatakan, anak-anak menjadi temperamen. Sedangkan pendidikan itu menyangkut knowledge dan afektif. Kalau lama tidak tatap muka, maka prilaku anak-anak berubah menjadi tidak baik. Afektif bisa dibentuk kalau guru ketemu siswa. Kalau knowledge atau kognitif, bisa dicari di google dan buku. Anak-anak kalau dites, nilainya rata-rata tinggi, karena boleh buka buku dan google. Semua ilmu ada di sana. Tapi afektif atau sikap prilaku, tidak bisa.

“Afektif bisa dibentuk hanya dengan adanya bimbingan guru. Dalam kondisi begini, guru jangan terlalu banyak marah-marah. Kalau banyak dimarahi, psikologi anak akan turun,” kata Senen Maryono.

Ternyata psikologi, kata Senin, pikiran dan otak. 70 persen bisa membuat orang sakit. Ia pun mengimbau, lakukan persiapan dengan matang. Dia menyarankan, kalau ada satu sekolah menyelenggarakan tatap muka, jangan ada kelonggaran atau pilihan untuk belajar online.

“Kalau tatap muka semua murid ikut tatap muka. Kalau diberi pilihan belajar online, pasti banyak yang pilih belajar online,” kata dia.

Kasihan guru juga, kata dia, harus mengurus dua metode belajar sekaligus. Jika setengah setengah lebih baik tidak usah. Artinya sekolah tersebut belum siap. “Soal vaksin, kalau ada guru yang tidak mau divaksin atau ragu-ragu, jangan dipaksakan,” tambah Senen Maryono.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang, Anuar Akhmad menyampaikan, pemerintah sudah memberikan lampu hijau untuk melaksanakan proses belajar tatap muka terbatas.

“Tapi masyarakat jangan senang bahkan euphoria dengan akan dilaksanakannya belajar tatap muka,” kata dia.

Ia mengingatkan, agar belajar tatap muka nanti, benar-benar dalam menerapkan protokol kesehatan. Kondisi pandemi pasca libur panjang, kasus terkonfirmasi masih meningkat. Namun persiapan pelaksanaan belajar tatap muka harus tetap berjalan. “Kita harus memberikan edukasi pada sekolah agar bisa mempersiapkan dirinya. Masih ada orangtua yang tidak percaya akan adanya covid-19. Maka sekolah harus dikawal saat melaksanakan belajar tatap muka,” terang H. Anuar Akhmad.

Ia memastikan sekolah menyiapkan semua persyaratan belajar tatap muka sambil berdoa supaya tidak ada klaster sekolah. Dimulainya belajar tatap muka ini, di satu sisi orang tua senang, di sisi lain juga menjadi was-was. “Selesai sekolah, anak-anak harus langsung pulang, tidak ada lagi ngumpul-ngumpul. Soal penyediaan sarana cuci tangan, jangan sampai sabun hanya ada saat diawal saja,” pinta H. Anuar Akhmad.