Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, berdasarkan hitungan WWF, kawasan hutan Kabupaten Sintang yang awalnya 1,2 juta hektar, sekarang tersisa 970 ribuan hektar.
Dalam sambutannya di acara seminar pengelolaan hutan lestari berbasis industrialisasi 4.0, Jarot mengatakan, Pemkab Sintang sangat bersyukur masih bisa mempertahankan 900 ribu lebih kawasan hutan forest cover. Kawasan ini terbagi dua, 870 ribuan berada di dalam kawasan hutan. Kemudian sisanya 61 ribuan di luar kawasan hutan tapi masih berhutan.
Lanjut Jarot, melalui Kalfor Project, yang ingin menjaga hutan di luar kawasan hutan jadi hutan APL dibantu untuk pemberdayaannya. “Kemarin di Ensaid Panjang ada tiga cluster atau kelompok hutan di luar kawasan hutan yang sudah di jaga masyarakat. Kawasan itu sudah kita SK kan sebagai kawasan ekobudaya, tapi masyarakat masih meminta dua lagi kawasan hutan, ini kan luar biasa,” ungkap Jarot.
Tambah Jarot, seperti halnya juga di Desa Sepulut meminta ada 14 hektar hutan di APL supaya tetap jadi hutan. “Langsung kita SK kan jadi hutan desa. Di Desa Merpak Tawang Selubang ada 14 hektar juga sudah di SK kan sebagai hutan desa. Kemudian teman-teman dari aliansi masyarakat adat menyampaikan ada 5 hutan untuk menjadi kawasan hutan adat yang sedang kita proses,” beber Jarot.
Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unka Sintang Syarif Nizar Kartana mengatakan dengannaya seminar ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholder terkait, bagaimana mengelola hutan lestari berbasis industrialiasasi 4.0 tanpa meninggalkan kearifan lokal masyarakat Kabupapaten Sintang. “Karena terkadang dalam pengelolaan sering terjadi benturan antara hal tersebut. Untuk itu melalui penyampaian yang disampaiakn oleh para keynote speaker bisa memberkan kita wawasan yang baru dalam mengelola hutan di Kabupaten Sintang ke depannya,” ujar Nizar.
Adapun Keynote Speaker pada Seminar Nasional Kehutanan ini yakni Kepala LLDikti Wilayah XI Kalimantan Prof. Dr. Ir. H. Udiansyah, M. S, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum Ir. Arief Mahmud, M. Si, Guru Besar Fahutan Untan Pontianak Prof. Dr. Ir. H. Abdurrani Muin, M. S, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Agung Nugroho, S.Si, MA, Dirjen Planologi Kahutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) – KLHK Prof. Dr. Ir. Sigit Hardwinarto, M. Agr, Sekditjen PKTL -KLHK Ir. Kustanta Budi Prihatno, M. Eng dan Rektor Unka Sintang Dr. Antonius, S. Hut. M. P.