Paslon Cabut Nomor Urut, Wartawan Dilarang Meliput

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang, Jarot -Sudiyanto mendapat nomor urut 1.

Sintang, Kalbar – Sejumlah wartawan di Kabupaten Sintang, yang akan meliput pencabutan nomor urut pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang dibuat kecewa, karena tidak diperbolehkan masuk ke dalam Gedung Pancasila, Kamis (24/9).

Aparat Kepolisian yang mengamankan jalannya pencabutan nomor urut pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang, melarang wartawan untuk mengambil gambar dan video dalam kegiatan tersebut.

Ketegangan sempat terjadi, saat salah seorang staf KPU Sintang memangil para wartawan untuk mengabadikan momen selama tiga menit. Namun ada bentakan dari pihak kemananan yang mengatakan “Siapa yang suruh masuk semua”. Mendengar bentakan keras dari salah seorang aparat kepolisian pada wartawan yang akan masuk ke dalam gedung pancasila, akhirnya para wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sintang dan Jurnalis Online Sintang (JOS) langsung meninggalkan Gedung Pancasila.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang, Askiman Hatta mendapat nomor urut 2.

“Wartawan bubar, wartawan pulang. Kita tidak diperlukan untuk meliput,” teriak Dian Andi,  Ketua JOS mengajak para wartawan untuk meninggalkan Gedung Pancasila. Wartawan pun akhirnya meninggalkan tempat kegiatan pencabutan urut pasangan calon tersebut.

Dian Andi mengaku sangat kecewa dengan sikap petugas keamanan yang tidak membolehkan masuk ke gedung Pancasila. “Kami bisa diatur untuk jaga jarak saat meliput di dalam ruangan. Kenapa kami dilarang meliput,” katanya kesal.

Ketua PWI Sintang, Tantra Nur Andi juga sangat menyayangkan pihak penyelenggara dan kepolisian, yang melarang wartawan masuk dalam ruangan Gedung Pancasila untuk meliput pencabutan nomor urut pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang.

“Ruangan gedung Pancasila luas, harusnya penyelenggara kegiatan dan kepolisian bisa mengatur jarak wartawan yang meliput di dalam gedung Pancasila. Bukan melarang masuk,” katanya.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang, Yohanes Rumpak dan Syarifuddin mendapat nomor urut 3.

Anehnya, kata Tantra, wartawan diarahkan ke lantai atas gedung Pancasila untuk mengambil foto dan video. “KPU sebagai penyelenggara harus paham mengambil foto dan video dari atas, jelas hasilnya tidak bagus,” katanya lagi.

Tantra mempertanyakan kenapa wartawan yang diarahkan untuk meliput dari lantai atas, tidak diterapkan protokol kesehatan pencegahan covid 19. “Apakah di lantai atas gedung Pancasila tidak ada covid 19,” tanyanya.

Kabag Ops Polres Sintang, Zulfikar yang dihubungi media ini melalui pesan whatsapp untuk dikonfirmasi tentang pelarangan wartawan meliput kegiatan pencabutan nomor urut, belum membalas.

Humas Polres Sintang, Hariyanto saat dikonfirmasi mengatakan, pelarangan ini sesuai dengan surat dari KPU untuk yang masuk dalam gedung sudah ditentukan jumlah nya.

“Mohon maaf bang, itu kewenangan KPU bang. Petugas hanya melaksanakan tugas saja di lapangan bang. Abang bisa konfirmasi ke humas KPU nya. Saya yakin miss komunikasi saja bang,” jawab Hariyanto via pesan whatsapp.

Anggota KPU Sintang, Karsinah saat dikonfirmasi mengatakan, pelarangan dari keamanan.

“Kami sudah coba mempersilahkan media di tahap awal tadi,” kata Karsinah.

Sementara Ketua KPU Sintang, Hazizah belum bisa dikonfirmasi. Pesan via whatsapp ke nomor Ketua KPU Sintang belum dibalas yang bersangkutan.

Berdasarkan informasi yang beredar, pasangan calon bupati dan wakil bupati Sintang Jarot Winarno – Sudiyanto mendapat nomor urut 1, pasangan Askiman – Hatta mendapat nomor urut 2, dan pasangan Yohanes Rumpak – Syarifuddin mendapat nomor urut 3. (tim/editor : tantra)