Pengunjung Warkop Positif Corona, Begini Tanggapan Pjs Bupati

Sintang, Kalbar – Sebanyak 8 orang pengunjung warung kopi yang dinyatakan reaktif, saat dilakukan rapid tes dalam razia penegakan hukum atas penerapan protokol kesehatan beberapa waktu yang lalu.
Saat ditemui wartawan di Pendopo Bupati Sintang pada Selasa, 10 November 2020, Florentinus Anum menjelaskan, 8 orang yang reaktif tersebut, 3 orang berasal dari Pontianak.

“Ada 8 orang yang kita lakukan tes swab. Ternyata hasilnya, 1 orang positif covid-19. Pasien ini sesuai KTP nya, berasal dari Kubu Raya. Kemudian sesuai protap yang ada, kami sudah lapor dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Tim di sana akan melakukan tracking terhadap teman dan keluarga yang bersangkutan,” katanya. Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar akan melakukan pelacakan terhadap keberadaan yang bersangkutan untuk dirawat di Kubu Raya.
Pengunjung warkop yang positif Covid-19 akan segera dicari untuk diisolasi. Sebab yang bersangkutan, usai di swab langsung pulang ke Pontianak. “Saya mengimbau agar yang bersangkutan untuk menyerahkan diri saja ke Dinas Kesehatan setempat agar dirawat,” terang Florentinus Anum.
Terhadap adanya pengunjung warung kopi yang positif covid-19. Pemkab Sintang mengambil sikap tegas terhadap operasional warkop tersebut berupa penutupan sementara, paling tidak 7 hari ditutup dulu. “Satgas akan lakukan sterilisasi,” tegas Florentinus Anum.
Satu dari tiga pelaku perjalanan asal Pontianak terkonfirmasi positif Covid-19 terungkap, berawal dari hasil razia Satgas Penanggulangan Covid-19 di salah satu warkop di Sintang pada Sabtu, 7 November 2020 lalu.
Dari total 226 sampel pengunjung dan karyawan di satu warkop yang dites cepat, ada 8 orang reaktif rapid test. Setelah diambil swab PCR, satu orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

“Dengan adanya kasus ini, maka warung kopi memang menjadi tempat penyebaran covid-19 yang sangat potensial. Karenanya ada langkah yang harus kita terapkan agar warkop dapat atur jarak dan tidak berkerumun. Batasi waktu aktivitas malam,” katanya.
Soal memakai masker kata Anum, sudah bagus, yang belum ini jaga jarak. Satu meja masih 4 kursi, yang seharusnya diisi 2 kursi. Pengunjuk tidak diukur suhu tubuhnya karena pengelola warkop tidak menyediakan thermo gun. “Saya minta juga, kalau ada pengunjung yang tidak menggunakan masker, agar diberikan masker oleh pengelola usaha atau dilarang masuk,” tegas Florentinus Anum.
“saya juga minta agen transportasi bus dan taksi memberlakukannya terhadap calon penumpang. Sebelum naik bus atau taksi, harusnya sudah diperiksa, minimal sehat secara fisik, dan cek suhu badan. Kita di Sintang ini masih didominasi berasal dari luar Sintang. Saya minta Dinas Perhubungan melakukan pemantauan saat keberangkatan bis dan taksi. Pastikan mereka menjalankan protokol kesehatan dengan baik” terang Florentinus Anum.