Pewarta : Tantra Nur Andi
Sintang, Kalbar – Anggota DPRD Sintang, Ghulam Raziq mengatakan, Kabupaten Sintang sangat berpotensi untuk pengembangan sektor peternakan.
“Banyak daerah di Sintang merupakan padang rumput sehingga cocok untuk pengembangan ternak sapi dan kambing,” katanya.
Menurut Raziq, pengembangan sektor peternakan harus segera dilakukan agar Kabupaten Sintang mampu menjadi daerah yang berswasembada daging sapi dan kambing.
Selama ini, setiap menjelang Idul Fitri dan Idul Adha harga daging sapi dan daging kambing selalu melonjak naik. “Karena memang daging di Sintang selalu berasal dari luar daerah,” katanya.
Ia mendesak Pemkab Sintang memprioritaskan sektor peternakan agar kebutuhan daging di Kabupaten Sintang dapat terpenuhi.
Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah, memimpin kunjungan rombongan Pemkab Sintang ke Pemkab Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang di terima oleh Wakil Bupati Manggarai Barat Drh, Maria Geong, Ph.D di Kantor Bupati Manggarai Barat, Senin (4/11).
Kedatangan Sekda Sintang dan rombongan ini untuk belajar peternakan sapi potong di Kabupaten Manggarai Barat. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Manggarai Barat Drh. Maria Geong, Ph.D menjelaskan jenis sapi potong di Manggarai Barat merupakan sapi potong Bali dan sapi potong Timor. Untuk proses perternakannya, Sapi Bali dipelihara di kandang, sementara sapi Timor di lepas.
“Selain sapi, peternakan kerbau juga besar di sini, dimana pemeliharaan di lembor selatan paling besar populasinya, yakni 15 ribu ekor sapi potong bali dan 17 ribu ekor kerbau,” jelasnya.
Untuk hasil perternakan baik sapi maupun kerbau tiap bulan dikirim ke antar pulau, dimana kerbau paling banyak dikirim ke Sulsel yang di digunakan untuk upacara adat. Sementara sapi potong banyak di kirim ke pulau Jawa. Sekarang pengiriman antar pulau karena ada kebijakan Pemerintah pusat untuk melindungi ternak asli daerah. Terlebih juga disini Bebas penyakit reproduksi ternak sapi, jadi bisa kirim bibit keluar, sementara untuk konsumsi sapi di menggarai barat ini sangat kecil.
Pemkab Manggarai Barat sekarang lebih fokus pada pengembangan bibit sapi dan kerbau, yang rencana selanjutnya akan di kembangkan di Siru, Kecamatan Lembor. Pemda Manggarai Barat menyediakan pendampingan kepada petani berupa sosialisasi dan penyiapan imunisasi hewan yg baru lahir setiap tahun untuk menghindari penyakit Antrax. Setiap kerbau atau sapi yang lahir diberikan identitas untuk menandai bahwa kesehatan hewannya terjamin. Untuk pengadaan ID untuk setiap ekor dikenakan biaya 150 ribu dan kesehatan ternak mereka di jamin sehat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang . Yosepha Hasnah, menjelaskan, Pemkab Sintang memang merencanakan pengembangan ternak sapi yang dilakukan oleh para petani atau keluarga nantinya.
“Kita melalui Bidang Peternakan akan mencoba mengadopsi cara dan sistem yang sudah diterapkan oleh Pemkab dan masyarakat Manggarai Barat ini,” tambah Yosepha Hasnah.