Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, ada tiga persoalan yang harus segera diatasi untuk menurunkan angka stunting. “Akar masalahnya adalah kesejahteraan rakyat. Ketersediaan pangan dan gizi serta infrastruktur dasar. Untuk infrastruktur dasar ini ada tiga, yakni pendidikan, kesehatan dan konektivitas antar desa,” kata Jarot saat menghadiri rembuk stunting di Pendopo Bupati Sintang, Rabu (24/6).
Angka stunting di Kabupaten Sintang masih cukup tinggi. Targetnya harus bisa mengikuti nasional pada tahun 2024. “Angka stunting di Sintang naik turun, tahun 2016 berada di angka 37,6 %, tahun 2017 naik menjadi 44,1 %, kemudian tahun 2018 menurun menjadi 33,2 %. Kita harus bisa menurunkan angka stunting menjadi 14 % sesuai dengan target nasional pada tahun 2024. Kita harus mampu untuk menurunkan angka stunting,” ucapnya.
Dalam penanganan stunting, kata Jarot, kurang lebih seperti menangani masalah Covid-19. Cara menanggulangi stunting juga harus rajin mencuci tangan, menjaga makanan, mengatur sampah-sampah di sekitar lingkungan, atur pembuangan limbah, dan terpenting jangan buang air besar sembarangan.
Jarot meminta, meski dalam kondisi pandemik covid 19, penanganan stunting jangan melemah. “Kita harus inovatif dan inovasi. Puskesmas harus melakukan kunjungan ke rumah, agar tidak ada lagi alasan karena ada corona kemudian program penurunan angka stunting makin berantakan. Kita harus kuat dan bangkit lagi untuk semangat menurunkan angka stunting di Kabupaten Sintang,” ujarnya.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Sintang merupakan program pemerintah pusat. Sintang termasuk kabupaten yang terpilih sebagai kabupaten pembelajaran dalam kegiatan penurunan angka stunting, sehingga kegiatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sintang sudah dilaksanakan pada tahun 2019 dengan 10 desa prioritas. Kemudian tahun 2020 ini ada 15 desa prioritas, untuk tahun 2021 ada 10 desa prioritas.
Pewarta : Tim Liputan
Editor : Tantra Nur Andi