Sintang Sudah Rapid Tes 1.969 Orang, 184 Reaktif

Bupati Sintang, Jarot Winarno saat menggelar konferensi pers

Oleh : Tantra Nur Andi

Sintang, Kalbar – Pemerintah Kabupaten Sintang telah melakukan rapid tes pada 1.969 orang yang beresiko terpapar Covid 19. Hasilnya, sebanyak 184 orang hasil rapid tesnya reaktif. Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, penanganan penyebaran Covid 19 di Sintang menggunakan metode TTI, telusur, tes, isolasi. Semuanya dilakukan tim dari Dinkes dan RSUD Ade M Djoen Sintang.

“Mengapa harus rapid tes, karena kalau tidak punya alat tes, kita tidak tahu berperang lawan siapa. Memang gold standarnya mendeteksi virus Corona ini menggunakan PCR. Tapi Sintang belum memiliki. Dua hari lalu Sintang sudah minta satu alat PCR dari pemerintah pusat,” beber Jarot. Dikatakan Jarot, sementara belum memiliki PCR, maka menggunakan rapid test bantuan dari pemerintah provinsi, dari para donatur dan pengadaan swadaya dari dinkes Sintang.

Jarot menjelaskan, penelusuran Covid 19 dilakukan pada beberapa klaster yang dianggap beresiko tinggi terpapar Covid 19. Diantaranya, klaster Gang Keramat Teluk Menyurai, pada orang orang yang kontak erat dengan pasien Covid 19. Hasilnya, ditemukan 10 orang reaktif di klaster Gang Kramat. 10 orang ini OTG.
Klaster dua dari menyumbung, ditemukan reaktif 2 orang, sekarang sudah 22 orang ditemukan reaktif.
“Semua OTG,” katanya.

Kemudian, lanjut Jarot, dilakukan rapid tes pada orang orang yang dikelompokan dalam klaster Pondok Pesantren di Jawa Timur, yakni klaster Magetan dan Tomboro. Klaster Tomboro ini santrinya sudah sejak awal Merat berada di Sintang. Informasinya ada 100 santri, dan tim melakukan pencarian terus ke kampung kampung. Sebanyak 42 santri sudah rapid tes. Kemudian keluarganya yang sudah rapid tes dari klaster Tomboro sebanyak 168 orang. Hasilnya reaktif 26 orang. Semua OTG. Klaster tiga dari Goa, kegiatan keagamaan di Goa. Hanya satu orang dan hasil rapid test negatif.

Klaster Kuala Lumpur satu orang, hasilnya reaktif langsung isolasi. Klaster kegiatan keagamaan di Bogor, hasilnya negatif.
Selanjutnya dilakukan rapid tes pada klaster orang resiko tinggi, yakni tenaga medis. Sebanyak 749 orang tenaga medis di rapid tes, hasil reaktif 78 orang. ” Tapi ingat hasil rapid tes reaktif belum tentu Covid 19. Bisa jadi ada virus lain dalam tubuhnya. Tapi daripada terjadi penularan Covid, maka diisolasi,” kata dia.

Ada juga klaster umum yang dilakukan rapid tes, sebanyak 360 orang. Hasilnya, reaktif 16 orang. Sekarang total yang sudah dirapid tes sebanyak 1.969 orang dengan hasil reaktif 184 orang.
“Pemkab Sintang sudah menyiapkan kamar isolasi sebanyak 64 buah. Sebagian orang yang reaktif diisolasi mandiri di rumahnya,” beber Jarot.

Ia menegaskan rapid tes bukan untuk membuktikan orang terpapar Covid 19 atau tidak. Untuk membuktikan seseorang terpapar Covid 19 harus dilakukan tes swab. Tapi tes swab dikirim hari ini, baru keluar sebulan kemudian. “Untuk PDP 04 laki laki 62 tahun asal Menyumbung yang masuk rumah sakit, dan meninggal dunia hasil swab kerongkongannya negatif. Sementara anaknya yang laki laki positif Covid 19.

PDP dari Sekadau bayi 3 tahun hasil swabnya juga negatif dan sudah dipulngkan. Begitu juga PDP asal Sekadau yang meninggal hasil swabnya pun negatif.