Bupati Sanggau Ingin Akses Makanan Bergizi Mudah

Sanggau, Kalbar – Bupati Sanggau, Paolus Hadi memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi tentang Penurunan Angka Stunting dan Rencana Aksi Tahun 2021-2022. Acara digelar di Ruang Rapat Lantai II Kantor BAPPEDA Sanggau, Kamis (15/4/2021).
Kegiatan yang diinisiasi Bappeda Sanggau itu, dihadiri Kepala Bappeda Yulia Theresia, Ketua TP PKK Arita Apolina, Plt Kepala Dinas Kesehatan Ginting, Kadis Kominfo Joni Irwanto, Diretur RSUD M Th Djaman dr Edy Suprabowo, Kepala Dinsos P3AKB Sanggau Aloysius Yanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sanggau Soedarsono, Kadis Perindagkop dan UM Sanggau Syarif Ibnu Marwan, OPD terkait dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sanggau.
Bupati Sanggau Paolus Hadi usai memimpin Rakor menyampaikan, cukup tingginya angka stunting di Kabupaten Sanggau dipengaruhi oleh banyak factor. Salah satunya soal gizi. Oleh karenanya harus ada intervensi soal itu.
“Kalau bicara gizi, maka itu terkait Dinas Kesehatan. Kemudian dukungan lain, bagaimana gizi itu bisa baik, termasuk unsur makanan yang tersedia. Juga akses atau kemudahan masyarakat memperoleh gizi itu,” kata Bupati Sanggau.
Bupati Sanggau menyampaikan, penanganan stunting harus dilakukan secara terencana dan baik, terutama persoalan data. Oleh karena itu, data harus sinkron dengan kondisi real di lapangan, sehingga memudahkan langkah dan strategi menurunkan angka stunting.
“Harus ada langkah strategis. Stunting bisa dilihat dan diukur di masyarakat melalui Posyandu, salah satunya. Untuk Sanggau dari 885 Dusun baru 600 Dusun yang sudah memiliki Posyandu. Oleh karena itu kita akan dorong setiap Dusun memiliki Posyandu,” ungkap Paolus Hadi.
Sasaran strategis menurunkan angka stunting melalui pendidikan anak usia dini (PAUD).
Sanggu punya PAUD yang masih terdaftar secara Dapodik, sebanyak 200 lebih. Artinya, belum semua dusun. Adanya PAUD, anak-anak yang mengalami stunting bisa diintervensi pertumbuhannya.
“Saya juga mendorong Dasawisma kita ini. Karena Dasawisma ikut berperan menurunkan angka stunting. Ibu-ibu bisa memberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi,” kata Bupati.
Yang tak kalah penting, keterlibatan dunia usaha. Melalui CSR, mereka bisa bantu menurunkan angka stunting. Misalnya dengan memberikan makanan atau minuman bergizi melalui program CSRnya. Artinya, hal itu harus menjadi gerakan bersama, menurunkan angka stunting.
Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Najori mengatakan, data jumlah kasus stunting di Kabupaten Sanggau tahun 2020, sebanyak 3.111 kasus dari sasaran balita 44.230 atau 28,50 persen dari jumlah sasaran.
Sementara tahun 2021, Triwulan I (Januari, Februari, Maret) ada sekitar 3.754 balita yang mengalami stunting atau 21,74 persen dari sasaran 39.861. “Entri data yang masuk baru 35,34 persen. Nanti kita tunggu sampai akhir tahun,” ujar Najori.