Ciptakan Pilkada Damai

Sintang, Kalbar – Penjabat Sementara Bupati Sintang Florentinus Anum mengajak semua elemen di Kecamatan Ambalau untuk menciptakan kondisi keamanan yang kondusif dalam pelaksanaan Pilkada. “Semua harus mengambil bagian dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. Jangan bertindak yang kontra produktif. Keamanan bukan saja menjadi tanggung jawab Polri dan TNI, tetapi semua orang pribadi,” pesan Florentinus Anum.

Dikatakannya, kalau ada masalah saat pemilihan presiden, legislatif dan gubernur. Maka saat pilkada nanti tidak ada lagi masalah, karena kita belajar dari masalah yang terjadi sebelumnya. Kemudian mengambil langkah antisipasi. “Saya minta penyelenggara dan pengawas harus tegas dan menguasai aturan serta menjamin kesehatan pemilih dengan menerapkan protokol kesehatan,” pintanya. Terapkan 12 kebiasaan baru di TPS. Pilkada Sintang harus sukses namun aman dari covid-19.

Sekretaris Kecamatan Ambalau A. Nopeka Kusnadi menjelaskan Kecamatan Ambalau memiliki luas sekitar  29,2 persen dari luas Kabupaten Sintang. “Inilah salah satu tantangan kami di Ambalau. Kami hanya menggunakan jalur sungai. Proses distribusi logistik saat musim hujan justru lebih mudah karena air sungai tinggi dan semua desa bisa dijangkau dengan speedboat,” terang Sekcam Ambalau.

“Awalnya Kecamatan Ambalau memiliki 9 desa sekarang sudah 33 desa. Karena adanya pemekaran. Dari 33 desa tersebut berada di 4 jalur sungai yakni Ambalau,  Melawi, Jengonoi dan Mentomoi.
Soal distribusi logistik pilkada hanya akan mengalami kesulitan untuk desa yang berada di hulu sungai. Karena ada yang ditempuh dengan jalur sungai, baru lanjut menggunakan jalan darat,” terang A. Nopeka Kusnadi.

Jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk 2020 adalah 14. 378 jiwa. Jumlah DPT mencapai 9. 933 pemilih. Dari 33 desa tingkat kelahiran sangat sedikit hanya sekitar 100 kelahiran pertahun saja. Sehingga hampir tidak ada penambahan jumlah pemilih pada setiap pemilu. Di Ambalau biasanya mencapai 70 persen saja tingkat partisipasi pemilih pada setiap pemilu. Jumlah TPS saat ini ada 50 TPS. Masyarakat Ambalau masih menggantung hidupnya pada bertani atau berladang. “Kami masih mengalami masalah soal kemiskinan dan terbatasnya infrastruktur jalan. Sembako dan transportasi menggunakan jalur sungai memang sangat mahal. Selain itu, sumber daya manusia serta mental yang masih kurang sehingga memengaruhi kinerja pemerintahan,” jelasnya.

Di bidang pendidikan, masih banyak sekolah yang mengandalkan guru honor bahkan guru yang dibayar dengan swadaya masyarakat.