Konsumsi Ikan di Kabupaten Sintang Masih Rendah

Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno heran dengan tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sintang yang tergolong masih rendah. Padahal Sintang sendiri berada di tepian sungai terpanjang di Indonesia, yaitu Sungai Kapuas, yang otomatis mendapatkan ikan cukup mudah. Bahkan kata dia, kolam-kolam ikan juga cukup banyak dimiliki oleh masyarakat. Tapi tetap saja tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sintang masih di bawah rata-rata nasional.

“Konsumsi ikan rata-rata nasional sebanyak 55 kilogram perorang pertahun, kalau di Indonesia Timur yang di tepian laut 44, 45, 48 kilogram perorang pertahun, tapi di Sintang ini hanya 38 kilogram perorang pertahun, dulu justru hanya 28 kilogram perorang pertahunnya,” ungkap Jarot saat melaunching Kerambak Ikan Humaniora milik Kodim 1205/Sintang, Kamis (3/6) pagi.

Kemudian kata Jarot, ikan juga menjadi faktor penentu inflasi di Sintang. Terlebih Sintang merupakan salah satu dari 50 kota sentimel untuk mengukur inflasi  di Indonesia. “Nah, Sintang ini inflasinya agak tinggi, karena variabelnya ikan, ikan apa? ikan baung, susah benar cari ikan baung, sehingga kalau ikan baung langka, air pasang, harga ikan baung naik, inflasi jadi naik,” ungkapnya. Seharusnya, kata dia, ikan diambil saja gitu, sehingga harusnya tidak lagi jadi pengaruh faktor inflasi di Sintang bahkan di Indonesia.

Kata dia, insiatif seperti yang di lakukan oleh Kodim 1205/Sintang dengan membuat kerambak ikan di tepian Saka 3 Sungai Kapuas adalah contoh terbaik, kemudian juga sambil mengurangi aktivitas peti di sungai. “Peti sih dampak mercurinya gak adalah, karena dia memakai mercuri di darat, bukan di sungai, sehingga setiap saat kita ukur kadar mercuri di air PDAM kita selalu normal, tapi peti pengaruhnya banyak. Dampaknya bisa di sedimentasi sungai, lumpurnya tidak bisa di kontrol, daya dukung lingkungannya yang rusak, sehingga bukan tempat yang ideal untuk pertanian dan perikanan,” ujar Jarot.

Dengan kodim membuat keramba, maka akan menjadi contoh yang baik, karena bisa meningkatkan produksi ikan, menambah konsumsi ikan masyarakat Sintang. “Produksi yang banyak bisa menurunkan harga mungkin sehingga mengurangi ikan sebagai faktor inflasi  di Kabupaten Sintang,” tambah Jarot lagi. Untuk itu, kata Jarot, Pemkab Sintang sangat memberikan apresiasi kepada Kodim 1205/Sintang yang telah berinisiatif membuat keramba ikan.

“Terima kasih kepada dandim dan jajarannya, ini akan menjadi contoh, good practices untuk budidaya ikan di sungai. Terutama, bisa mengembalikan peradaban tepi sungai. Sehingga masyarakat lain bisa mencontohnya,” kata dia. Apalagi mata pencaharian pertama masyarakat yang tepi sungai lebih banyak adalah peti, bukan lagi karet karena sering banjir. Mudah-mudahan dengan adanya keramba ini, budidaya ikan jadi salah satu bentuk mata pencaharian dan menghidupkan kembali peradaban tepi sungai.