Menuju Indonesia Emas, Generasi Muda Perlu Persiapkan Diri

Bupati Sintang, Jarot Winarno di acara malam puncak pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) Kabupaten Sintang tahun 2020.

Sintang (Kalbar Post) – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengingatkan para generasi muda di Kabupaten Sintang untuk mempersiapkan diri menyongsong Indonesia Emas 2045. “Indonesia diprediksi akan menjadi bangsa terbesar ketiga di dunia. Namun untuk mencapainya, bangsa ini harus melewati berbagai tantangan,” kata Jarot Winarno, belum lama ini.

Ia mengatakan, untuk menjadi bangsa yang besar, syaratnya pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 6 – 7 % setiap tahunnya. Jika ini tercapai, barulah Indonesia Emas 2045 tercapai.

Menurut Jarot, untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045, para remaja tidak bisa hanya diberi arahan dan petunjuk saja. Tapi mereka juga harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. “Pemkab Sintang berkomitmen memberikan kesempatan generasi muda untuk mengembangkan diri melalui berbagai wadah yang telah disiapkan,” katanya.

Kata Jarot, berbagai taman dan ruang publik telah dibangun. Berbagai kegiatan olahraga telah dilombakan. “Saat lomba video inovasi new normal, Sintang ikut di enam sektor. Semuanya yang mengerjakan adalah anak muda kreatif di Sintang. Alhamdulillah Sintang juara 1 di sektor pariwisata, juara 1 sektor transportasi umum dan juara 3 sektor perhotelan. Inilah salah satu contoh pengembangan diri anak muda,” beber Jarot.

Menurut Jarot, yang harus dimiliki generasi untuk menyonsong Indonesia emas 2045, yakni confident atau percaya diri. Keyakinan agar menggantung cita-citanya setinggi mungkin. Meskipun hal itu tidaklah mudah, kerena berbagai tantangan akan dihadapi.  Salah satunya distruksi teknologi yang mengubah tata kehidupan generasi saat ini.

Masih usia dini sudah pegang gudget atau hp, main games itu sudah merubah pola hidup generasi muda. “Jadi kasih sayang anak-anak itu, 80% pada gudget atau hp, 20% saja sama orang tua, saudara dan keluarga. Semua mereka cari lewat hp sehingga mempengaruhi gaya hidup. Kalau kalian sakit baru ingat orangtua. Anak muda harus lolos dari tantangan ini,” kata Jarot.

Tantangan lain dalam menghadapi Indonesia emas 2045, yakni bonus demografi. Dimana manusia produktif usia 15-64 tahun, lebih banyak dari manusia yang tidak produktif usia di atas 64 tahun atau di bawah 15 tahun. “Anak-anak yang saat ini berusia remaja, akan menjadi manusia produktif. Kalian akan jadi bonus buat negara jika produktif. Tapi jika tidak bekerja dan tidak berkarya pada saatnya nanti, itu bukan menjadi bonus tapi menjadi beban negara. Sehingga bonus demografi harus dilewati,” jelas Jarot.

Kemudian, kata Jarot, lima tahun sebelum 2045, negara ini akan defisit energi fosil, seperti minyak susah, premium susah, batu bara susah. “Baru kalian sadar 20 tahun telah sia-siakan hutan dan isinya. Tantangan itu harus dilewati juga,” katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar, Tenny Calvenny Soriton saat berada di Sintang mengatakan, para remaja merupakan harapan bangsa di masa depan. Karena jika negara memiliki remaja yang kecerdasaran spiritual, intelektual dan emosionalnya kuat, maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang kuat. Namun jika remaja melakukan hal yang negatif seperti free sex, penyalahgunaan napza dan hamil diluar nikah.

“Remaja dalam kondisi seperti ini tentu saja membutuhkan penanganan serta informasi seluas-luasnya mengenai pentingnya menata masa depan dengan baik, meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat dan merusak masa depan mereka sendiri,” kata Tenny. (TL/KP)