RA-Distanbun Gelar ToT Manajemen Sawit dan Karet Berkelanjutan

Sintang, Kalbar – Rainforest Alliance Indonesia (RA) mengadakan Training of Trainers (ToT) Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet Rakyat Berkelanjutan kepada pekebun swadaya terutama di Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah di Hotel Bagoes, Senin 22 Mart 2021.

Kegiatan dibuka secara langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus Jukardi mewakili Bupati Sintang.

Kegiatan ToT pekebun swadaya kelapa sawit dan karet diselenggarakan pada tanggal 22 Maret sampai 25 Maret 2021. Ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara Rainforest Alliance dengan Bidang Pengembangan Perkebunan, Distanbun Sintang.
Dalam kegiatan ini melibatkan para pelatih yang merupakan utusan dari pekebun kelapa sawit dan karet di Desa Engkitan, Desa Sumber Sari, Desa Rasau dan Desa Muakan Petinggi. Tujuannya adalah memberikan informasi dan sharing pengetahuan tentang praktek budidaya, produksi, pasca produksi, hingga tata niaga dan kelembagaan terhadap komoditi kelapa sawit dan karet.

Dengan adanya kegiatan ToT ini diharapkan akan terjadi peningkatan produktifitas kelapa sawit dan karet yang optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, nilai keanekaragaman hayati dan penghormatan terhadap hak – hak masyarakat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Yustinus menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang dilaksanakan RA bekerjasama dengan Distanbun. Ia juga berharap agar para peserta dapat menjadi fasilitator untuk para pekebun swadaya kelapa sawit dan karet di Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah.

“Peserta pelatihan diharapkan dapat membagi pengetahuan yang didapat kepada para pekebun swadaya di daerahnya masing – masing. Seperti terkait bagaimana menerapkan praktek budidaya yang baik secara berkelanjutan seperti budidaya, pemberantasan hama dan penyakit, panen dan pasca panen, tata niaga, hingga kelembagaan yang efektif ditingkat pekebun,” harapnya.
Dikatakan Yustinus, hal lain yang sangat penting untuk dilakukan adalah bagaimana memastikan legalitas lahan dari usaha yang dilakukan. Serta sinergitas dan komunikasi kepada pihak perusahaan menuju kemitraan.

“Untuk itu, Diperlukan partisipasi yang aktif antara pemerintah, masyarakat, pihak perusahaan kelapa sawit dan karet, serta mitra pembagunan seperti Rainforest Alliance Indonesia(RA),” ucapnya.

Rainforest Alliance Indonesia (RA) diwakili Hendri Ziasmono menyampaikan bahwa, ToT ini adalah satu langkah untuk membangun komunikasi yang efektif bagi para pihak. Baik sesama masyarakat, pemerintah dan pihak perusahaan dalam mengembangkan komoditi kelapa sawit dan karet yang diusahakan secara swadaya oleh masyarakat.

“RA sebagai mitra pembangunan berupaya untuk terus mendukung komitmen pemerintah Kabupaten Sintang serta mengajak pihak perusahaan kelapa sawit terutama MJM group dan Cakra Group yang hadir dalam kegiatan ini dapat berpartisipasi penuh untuk mewujudkan Sintang Lestari,” ucapnya.

RA berharap melalui ToT ini, kata Hendri, kapasitas para pekebun swadaya dapat meningkat. “Lebih jauh lagi, melalui pendekatan yurisdiksi, komitmen dan inisiatif – inisatif oleh Kabupaten Sintang dapat diukur, terkomunikasikan dan berdampak positif secara luas,” harapnya.

Sebagaimana yang diketahui Kabupaten SIntang menjadi salah satu daerah utama penghasil kelapa sawit dan karet di Kalimantan Barat. Data BPS 2021 menujukkan bahwa luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sintang mencapai 194.305,97 hektar dengan produksi mencapai 323.703,89 ton per tahun. Sedangkan luas areal komoditi karet mencapai 98.537 dengan potensi kemampuan produksi mencapai 39.267 ton dengan rerata produktifitas 665 Kg/Ha/Tahun.