Sintang, Kalbar – Penjabat Sementara Bupati Sintang Florentinus Anum, pada Diskusi Panel Global Landscape Forum 2020 secara virtual, Kamis, 29 Oktober 2020 di Pendopo Bupati Sintang memaparkan, upaya dan langkah apa saja yang sudah dan akan dilakukan oleh Pemkab Sintang, dalam mewujudkan Kabupaten Sintang sebagai Kabupaten Lestari.
Materi yang disampaikan Penjabat Sementara Bupati Sintang, Florentinus Anum mendapatkan respon dari panelis diskusi, berupa tanggapan dan para peserta berupa pertanyaan.
Eka Chandra Buana, Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas Republik Indonesia salah satunya. Dia menjelaskan, pemerintah pusat juga semakin terbuka dan semakin menegaskan komitmennya dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024.
“Visi ‘Build Back Better’ untuk Indonesia pasca pandemi amat sesuai dengan pendekatan ekonomi basis alam, yang memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan daya tampung, daya dukung dan memprioritaskan pemerataan pembangunan lewat UMKM yang handal, dalam mengelola usaha bernilai tambah. Inovasi pemerintah daerah untuk memfasilitasi pendekatan ini akan berkontribusi besar untuk capaian target nasional,” kata Eka Chandra Buana.
Musrahmad, Pendiri Explore Siak Kabupaten Siak Provinsi Kepulauan Riau menjelaskan dalam mewujudkan kabupaten lestari, pihaknya bersama masyarakat mewujudkannya lewat pengembangan albumin dari budidaya ikan gabus untuk menjaga gambut di Siak. “Kami pelan-pelan bisa membuktikan bahwa visi siak hijau dapat terwujud lewat pendekatan ekonomi lestari,” kata dia.
Jika dibantu keahlian dan diberi kesempatan, anak muda, UMKM dan masyarakat bisa unggul. Pihaknya juga mengundang lebih banyak lagi tenaga ahli yang bisa bantu masyarakat berinovasi, selanjutnya menemukan lebih banyak lagi produk turunan basis alam di Siak. Hanya dengan ini, maka target Siak Hijau sebagai Kabupaten Lestari untuk menyelamatkan lingkungan dan mensejahterakan rakyat bisa dicapai,” terang Musrahmad.
Terkait komitmen dan pelibatan multipihak dalam kerangka pembangunan ekonomi lestari, peran sektor swasta dan investor juga semakin strategis. “Unilever Indonesia memandang penggunaan sumber daya alam dengan bertanggungjawab dan pemberdayaan masyarakat, adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk dapat diwujudkan,” kata Nurdiana Darus sebagai Kepala Hubungan Korporasi dan Keberlanjutan Unilever Indonesia.
Dalam dinamika dan perkembangan saat ini, investor mulai tertarik dengan konsep suatu bentuk investasi tidak hanya diukur dari sisi profitabilitas keuangan. Namun juga berdampak (impact) terhadap lingkungan termasuk keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem, serta peningkatan pendapatan masyarakat. “Jika terdapat kesiapan di daerah untuk memfasilitasi investasi berbasis alam, lewat kerangka kebijakan sesuai target nasional, kolaborasi multipihak dan mekanisme komunikasi kemajuan yang kredibel, ini akan menarik bagi investor,” kata Sanjiv Louis asal Singapura sebagai Direktur Investasi untuk Asia Tenggara Sail Ventures.
Amy Duchelle, Peneliti Senior Tim Perubahan Iklim, Energi, dan Pembangunan Rendah Karbon CIFOR menjelaskan, penyusunan profil yurisdiksi kabupaten menandakan bahwa pemerintah daerah beserta seluruh pemangku kepentingan terkait dapat bersinergi untuk memetakan potensi daerah, dengan merefleksikan kebutuhan masyarakat dan lingkungan.
Di samping itu, karena proses ini dilakukan secara bottom-up, maka profil tersebut dapat secara akurat mewakili keadaan yang sesungguhnya di daerah.
Gita Syahrani, Kepala Sekretariat LTKL Jakarta menambahkan, inisiatif ini ditujukan agar kabupaten pendiri LTKL dan daerah lainnya, dapat bercerita secara rutin terkait kemajuan pencapaian visi lestari, yang terwujud lewat kontribusi bersama dari seluruh pihak. Dengan mengadopsi pendekatan nasional Kebijakan Satu Data (One Data) dan Satu Peta (One Map).