Tinjau Lokasi Kebakaran Pasar Sungai Durian, Wabup Sintang Sampaikan Ini

Sintang, Kalbar – Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sintang, Martin Nandung meninjau lokasi kebakaran sejumlah ruko di Jalan Majapahit Komplek Pasar Sungai Durian, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Rabu (9/6). Sekitar 60 rumah toko terbakar pada Selasa (8/6), pukul 18. 45 WIB.

Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto menyampaikan rasa prihatinnya atas musibah kebakaran rumah toko tersebut. “Kami sangat prihatin atas musibah kebakaran yang terjadi. Pemkab Sintang akan memperhatikan korban kebakaran rumah toko ini,” kata dia. Katanya, Pemkab Sintang dan pemilik usaha ruko harus mengambil pelajaran dari musibah kebakaran, ketika akan membangun kembali rumah toko ini. Seperti jalur masuk atau jarak antara ruko, harus lebih lebar dan bisa dilewati mobil pemadam kebakaran.

“Jumlah kepastian rumah toko sedang didata, tapi sekitar 60 sampai 65 ruko. Korban jiwa tidak ada. Karena kejadiannya sekitar 18. 45 WIB dimana orang belum tidur,” terang Wabup Sintang.
Dikatakan dia, jumlah kerugian materi belum dihitung. Penyebab kebakaran sedang diselidiki Polres Sintang. Ada juga ruko milik Pemkab Sintang. “Saya akan berkomunikasi dengan Dinas Sosial atau BPBD agar para korban kebakaran bisa dibantu,” tambah Wabup Sintang.

Ia mengingatkan warga Kabupaten Sintang agar memperhatikan usia kabel yang ada di rumah. Meski kabel yang dipasang sudah SNI, harus tetap selalu dipantau. “Soal usia kabel, kita sering lengah dan lemah. Tapi bukan saya mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan kabel, tidak. Namun soal usia kabel sebaiknya kita perhatikan ke depannya. Kalau kabel sudah tua, ada baiknya diganti yang baru dan sudah SNI,” saran Wabup Sintang.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sintang, Martin Nandung menyampaikan, saat kebakaran, Pemkab Sintang menurunkan 6 unit mobil pemadam kebakaran dibantu Busera, TNI dan Polri. “Kami mengalami kendala saat pemadam kebakaran, seperti kurangnya ketersediaan air di sekitar lokasi kebakaran. Sehingga tim pemadam kebakaran harus mengambil air ke Sungai Kapuas, untungnya air sungai sedang naik sehingga lebih mudah menjangkaunya,” terang Martin Nandung.

Kendala lainnya, lanjut dia, adalah banyaknya warga yang berbondong-bondong memadati lokasi kebakaran, sehingga menyulitkan akses keluar masuk kendaraan saat mengambil air di Sungai Kapuas. Seharusnya warga memberikan ruang kepada mobilitas kendaraan. “Kami juga sepakat ke depannya, jika rumah toko ini akan dibangun, agar membuat lorong yang lebih besar dan bisa diakses oleh kendaraan pemadam kebakaran. Sehingga jika terjadi musibah kebakaran, kendaraan bisa masuk,” tambah Martin Nandung.